Selasa, 23 Desember 2008

ketika harus memilih


Termenung...melihat deburan ombak dipantai, oh..God...sangat indah sekali..matahari yang mulai tenggelam, melengkapi keindahan ciptaan Mu...oh Tuhaaan, andai saja aku dapat berenang...aku akan berlari menerjang ombak ini dan membenamkan jiwaku dalam dasyatnya air laut nan bening ini....kan kurasakan betapa indah keagungan Mu, betapa damai dalam luasnya samudra, sejenak hanyut dalam lamunanku, dan terlupa akan semua kekecewaanku, ketika sekilas bayangunmu hadir tiba tiba bathinku menjerit lagi...Tuhaan...menangis dan menangis lagi hati ini kalau harus mengingat dirinya, yang selalu melukai aku...Tuhan yang aku inginkan hanya ketenangan dan ketenangan, bukan seperti sekarang ini, semua masalah yang berkecamuk dalah pikirku membuat aku semakin terpuruk lagi...aku tak kuasa menahannya..hingga tak terasa air mata ini terus mengalir tanpa henti, jauh di dalam hati ini aku sangat ingin melupakan semua kejadian yang membuat aku hancur, namun mengapa bayanganmu selalu hadir....beberapa tahun yang lalu kau begitu baik padaku..aku selalu kau manja, aku selalu kau sayang...dan dimana ada aku disitulah kamu ada...kau adalah bagian dari hidupku...tanpa terbersit prasangka...aku sangat percaya padamu dan aku sangat mencintaimu, begitu baiknya kamu hingga aku memutuskan untuk menikah denganmu, karena aku sangat menyayangimu, aku tahu mungkin aku terlalu cepat mengambil keputusan ini namun aku tahu Tuhan lah yang mengatur semua jalan hidupku dan aku hanya sekedar menjalani saja, laki laki yang aku sayangi dan sangat aku cintai kini tlah menjadi miliku...dan kupikir untuk selamanya...setiap hari aku selalu mendoakan kebaikan akan selalu datang untuknya walau dia tak pernah mau akrab dengan keluargaku, namun aku selalu berusaha membuatnya bahagia...dan ketika buah hati kita hadir ...kurasa kau semakin mencintai aku, namun ada sesuatu yang membuat aku sangat takut padamu, kau selalu membuat aku sakit..yah kau semakin egois...hingga kau selalu melarang aku untuk mencari rejeki sepertimu, kau bilang aku ini hanya wanita dan ibu rumah tangga, yang seharusnya hanya dirumah dan mengurus anak saja, tidak usah bekerja yang hanya akan menelantarkan anak anak kita, itu yang selalu kau katakan padaku, biarlah aku sebagai suamimu yang mencari uang untuk makan kita, bukan kamu....pikirku aku hanya ingin membantu meringankan bebanmu..sayang...namun yah apa boleh dikata...kalau dia sudah keluarkan aturan seperti itu aku hanya mentaatinya saja....hingga suatu hari aku sangat membutuhkan uang untuk keperluanku merawat diri, dan dengan perlahan aku mencoba meminta padanya, namun apa jawabnya tak usah merawat dirimu, tak usah berhias, kau sudah menikah dan tak perlu berhias..karena hanya aku yang akan melihatmu....yang lain tidak...oh Tuhan mengapa dia semakin egois....!..dan aku hanya pasrah...hingga bertahun tahun aku tanpa make up sedikitpun, aku merasa terkurung dalam sangkar emas...benar benar aku tak kuasa menentang apa yang dia mau...dan aku hanya dapat menelan semua kekecewaanku padanya.
Dan suatu hari bisnis dia mulai melemah...dia mulai merajuk...dan selalu emosi...bahkan dia mengatakan kalau aku penyebab semua bisnisnya hancur...dia bahkan menyesali telah menikah denganku, pikirnya akulah penyebab semua kegagalannya, ya Tuhaaan mengapa setelah sekian lama kita menikah dia baru ungkapkan semua perasaan kekecewaannya padaku....tiap hari kini yang kurasakan benar benar rumah ini seperti ada api yang selalu berkobar, bahkan dia mulai berani menyakiti aku...dan suatu hari aku benar benar sangat takut bertemu dengannya hingga badanku mulai menggigil...panas dingin...takuuuut..aku benar benar merasakan dunia ini seperti mau kiamat, aku hanya menangis dan menangis....kukunci semua pintu...aku benar benar tak ingin melihatnya lagi...karena semakin hari aku semakin tersakiti oleh semua ucapannya..kasian anak anakku..mereka tak mengerti tentang semuanya...semua keadaan yang akan menimpanya. aku hanya berharap suatu keajaiban itu datang...hingga suatu malam aku sangat bingung apakan aku harus mempertahankan rumahtanggaku atau menghancurkanya, ketika aku harus memilih...dalam benakku hanya satu aku hanya ingin berpisah darinya dan aku tak ingin melihatnya lagi untuk selamanya.....namun anak anakku..kembali aku menangis....Tuhan berikan aku jalan....aku benar benar tak berdaya kalau hidup seperti ini....yang pada akhirnya aku harus berpisah dengannya juga dengan anak anakku...kini aku sendiri menyikapi kesedihanku dimasa lalu..yang benar benar ingin aku lupakan..selama lamanya...semoga suatu hari aku akan hidup lebih tenang lagi seperti sekarang ini memandangi pantai yang sangat indah......mungkin inilah pilihan yang terbaik untukku..dan kudoakan semoga dia akan berubah menjadi manusia yang dewasa..dan selalu menyayangi anak anakku selama lamanya.....amiiin.Memang kadang keegoisan manusia tak dapat terduga sama sekali....kerap muncul dengan tiba tiba ...

Tidak ada komentar: